Author : Writer’s /
@dian_dinaaa (Twitter)
Gender : Angst , Bromance ,
Drama , General , Hurt/ Comfort , Life
Length / Type : Chapteres / Series Fic
Penokohan : INFINITE Member , AU
(Alternative Universe)
Rating : NC – 17 : NO CHILD, No One 17 and Under Admitted
Hari masih gelap saat
Sunggyu terbangun dari tidurnya. Entahlah, Lee Jung Yeop selaku Direktur Woolim
menyuruhnya untuk datang ke gedung agensi pagi-pagi buta.
“Kau sudah bangun, Hyung?” Ucap Woohyun yang sedang membuat sereal di
dapur.
“Jungyeop Sajangnim ingin bertemu denganku pagi ini.” Sunggyu mengambil
handuk yang tergantung di hanger dekat pintu kamar mandi. “Hey, ada orang di
dalam?” Ucap Sunggyu saat mendapati pintu kamar mandi yang terkunci.
“L sedang mandi. Sulit menyuruhnya mandi usai bekerja, tapi dia orang yang
paling awal bangun dan mandi di pagi hari.” Ucap Woohyun.
“Kuharap aku tidak terlambat. Sepertinya ada hal penting yang ingin ia
katakan padaku.” Sunggyu berjongkok dan menyandarkan punggungnya di tembok.
“Apapun hal penting itu, cepatlah pulang. Kita sudah ada janji untuk pergi
menonton teater bersama. Ini hari bebas, jarang sekali kita bisa pergi keluar
mencari udara segar tanpa dibayang-bayangi oleh jadwal yang padat.” Woohyun
mengingatkan Sunggyu.
Memang, hari ini tak ada kata “Bekerja” di catatan mereka. Kadang kala
agensi memberi kesempatan bagi para artisnya untuk beristirahat dan
bersenang-senang tanpa terpaut aktifitas entertainment sedikitpun.
“Kalian pergilah duluan. Aku akan segera menyusul..” Ucap Sunggyu.
“Oke!” Woohyun melemparkan senyum lebar pada sang Hyung. Keduanya memang tampak
begitu akrab di usia infinite yang akan menginjak 6 tahun sejak debut. Ditengah
perbincangan keduanya, L keluar dari kamar mandi dengan sebuah celana boxer dan
kaos hitam telah menempel di tubuhnya.
“Apa kau sedang berada di tempat Spa? Lama sekali..” Sunggyu menepuk pundak
L.
“Ya, kupikir kau adalah petugas Spa langgananku.” Sahut L. Sunggyu
menatapnya dengan bibir yang sedikit manyun kedepan.
Woohyun tersenyum kecil mendengarnya. “Sudahlah. Cepat selesaikan
aktivitasmu Hyung. Jangan membuat hari libur kita kacau.” Ucapnya.
Hari diawali dengan santai dan tenang. Tiap member terbangun dengan wajah
yang begitu puas menghabiskan malam tanpa was-was akan terlambat bekerja. Hoya
dan Sungjong ikut bergabung dengan Woohyun dan L di ruang TV. Tak berapa lama
Sungyeol datang dengan senyuman khas yang menunjukkan gusi nya.
“Kalian sudah sarapan?” Sungyeol menguap sambil menggaruk kepala.
“Beberapa roti gandum sangat berjasa disaat seperti ini.” Dengan mulut yang
masih sibuk mengunyah, Hoya menyodorkan plastik berisi roti gandum yang isinya
tersisa beberapa lembar.
“Aku melihat Woohyun membuat sereal tadi. Kau kemanakan sisanya?” Tanya L.
“Hanya tersisa satu, itupun masih membuatku lapar.” Jawab Woohyun.
“Makan saja apa yang ada. Namja seperti kita tidak boleh memilih-milih
makanan disaat seperti ini.” Hoya tetap bermain dengan kunyahannya.
“Eeeyy.. Apa tidak ada makanan lain? Aku ingin Ramyun, Bibimbap, Toppoki,
Kue Beras..”
“Apa dorm ini terlihat seperti restoran bagimu?” L menendang kecil tulang
kering Sungyeol hingga membuatnya meringis kesakitan. “Diluar urusan kerja, kita
tidak bisa menyuruh manager untuk membelikan makanan. Kita terlalu asyik
bekerja hingga tidak sempat mengisi cadangan makanan di kulkas.” Lanjutnya.
“Jika kita adalah tupai, pasti sudah mati saat hibernasi.” Celetuk Woohyun.
“Hyung, aku melihat ada kimchi dan beberapa ramyun di kulkas. Mereka pasti
sangat lezat.” Sungjong memberi harapan.
“Makanlah. Besok pagi kau akan masuk surat kabar karena keracunan makanan
kadaluarsa.” Hoya mempersilahkan.
“Apa kita seburuk ini? Whoaa.. aku bisa gila.” Sungyeol melemparkan
tubuhnya yang lunglai ke sofa.
“Teman-teman, dimana Dongwoo Hyung?” Tanya L.
“Sepertinya dia masih tidur.” Ucap Sungjong.
“Sungjong-ah, pastikan sekali lagi. Sulit membedakan antara tidur atau mati
di diri Dongwoo..” Perintah Woohyun. Baru saja Sungjong hendak bangkit dari
duduknya, tiba tiba namja kelahiran 1990 itu telah muncul dari balik pintu.
“Kalian mencariku? Tenanglah, aku baik-baik saja.” Dongwoo tersenyum lebar.
Dengan kondisi yang masih setengah mengantuk, ia duduk bergabung dengan yang
lainnya.
“Hyung, apa kau tidak penasaran dengan sarapan kita pagi ini?” Tanya
Sungjong.
Dengan kondisi setengah sadar Dongwoo menjawab, “Sebentar lagi Chicken
Pesananku datang. Jangan lewatkan setiap bel yang berbunyi.. aku sungguh masih
mengantuk.” Jawabnya.
“Whoaaa.. Daebak!”
“Kenapa tidak terpikir olehku?”
“Hyung kami sayang padamu!”
Sebelum bersiap untuk pergi menonton teater, mereka mengisi sisa waktu yang
mereka punya untuk makan, bermain game, dan menonton TV. Melihat 6 pemuda
bersama dalam satu ruangan, tampak begitu sedap untuk dipandang. Meskipun tanpa
Sunggyu saat ini, mereka tetap maklum dan menikmati anugrah yang telah Tuhan
berikan tanpa henti. Menjadi manusia yang selalu mensyukuri pemberian Tuhan
adalah kunci sukses bagi semua orang, bukan??
***
“Direktur, apakah kita masih lama? Satu jam lagi aku harus pergi dengan
yang lain ke teater.” Tanya Sunggyu. Kini ia dan Jungyeop Sajangnim sedang
berada dalam perjalanan menuju suatu tempat.
“Sepertinya kau tidak bisa bergabung dengan mereka.”
“Apa maksudmu? Bukankah kau yang membelikan tiket itu untuk kami?” Sunggyu
kaget.
“Maafkan aku, Sunggyu. Aku tidak bisa menolak Weekly Idol. Kau tahu bahwa
tim mereka sangat baik terhadap kita.” Jawab Jungyeop Sajangnim.
“Apa mereka ingin aku menjadi Spesial MC lagi?”
Tanya Sunggyu. Jungyeop Sajangnim mengangguk. “Jika kau tidak bisa menolak, kau
bisa meminta jadwal di lain hari, bukan hari ini.” Sunggyu tampak kesal.
“Aku tahu perasaanmu. Aku juga merasa menyesal, tapi aku tidak bisa
membatalkan kontrak ini. Aku sudah terlanjur menandatanganinya. Dan biarpun
mereka baik terhadap kita, bukan berarti mereka tidak akan mengenakan denda.”
Jungyeop Sajangnim benar-benar merasa bersalah.
“Kau sudah seperti ayah yang membelikan lollipop pada ketujuh putranya,
tapi kau tiba-tiba memintanya kembali dari kami.”
“Kau sungguh marah padaku?” Tanya Jungyeop Sajangnim. Sunggyu hanya
menyandarkan punggungnya tanpa menjawab apa-apa. Hanya ada kekecewaan di
wajahnya. “Baiklah, turunkan Sunggyu di lokasi teater.” Perintahnya pada sang
supir.
“Lupakan. Akan kulakukan
hanya untuk kali ini saja.” Ucap
Sunggyu.
“Jika kau tidak ingin melakukannya, aku tidak memaksamu, sungguh.”
“Tidak usah membuat ini makin rumit. Cepatlah, sebelum aku berubah
pikiran.” Ucap Sungyyu
“Bagaimana dengan yang lain?”
“Itu urusan nanti.” Jelas Sunggyu.
“Baiklah, lain kali aku akan berhati-hati dalam menerima pekerjaan. Ajak
yang lain untuk makan malam di restoran dekat gedung agensi besok. Aku yang
traktir.”
Lokasi shooting Weekly Idol menjadi destinasi Sunggyu siang itu. Sungguh
hal yang tak pernah ia rencanakan sebelumnya. Ia menyapa tiap kru dengan
senyuman khas di bibirnya. Padahal ia merasa sangat berat untuk menjalankan
tugasnya sebagai Spesial MC saat itu.
***
INFINITE secara mengejutkan hadir dalam sebuah gedung teater di daerah
Hongdae. Para gadis berbisik pada teman disebelahnya, “Apa aku bermimpi? Oppa
benar-benar disini!”
“Oppaaa..”
Suara teriakan fans pun terdengar mengisi lobby gedung. Sinar flash dan
jepretan kamera tak henti nya menyorot pada namja-namja itu.
“Sunggyu Oppa, apa dia tidak datang?”
“Dimana Sunggyu Oppa?”
“Kalian tidak mengajaknya?”
“Oh.. Padahal aku ingin sekali melihatnya.”
Kalimat-kalimat itu mulai muncul ketika para fans menyadari bahwa sang
leader tidak turut terlihat di tengah Infinite.
“Dia sedang dalam perjalanan. Kalian jangan khawatir..” Ucap L sambil
tersenyum pada fans. Mereka langsung berteriak karenanya.
“Kau sudah menghubunginya?” Lirih Hoya pada Woohyun.
“Dia tidak mengangkat telefon.” Jawab Woohyun.
“Sebentar lagi teaternya mulai. Bagaimana ini?” Tanya Sungyeol.
“Kita akan tetap menonton dengan atau tanpa Sunggyu Hyung.” Jelas L dengan
kekesalan terlihat jelas di wajahnya.
***
Hampir petang, Sunggyu turun dari mobilnya yang terparkir di depan gedung
teater dimana seharusnya keenam teman satu grupnya berada.
“Whoa! Sunggyu Oppa! Dia datang!” Teriak para Fans.
“Dia sangat tampan!”
“Oppaa.. Kau mau kemana?”
Namun Sunggyu tak menghiraukan hal itu, dia tetap berlari masuk ke dalam
gedung.Mata sipitnya
menyapu seisi ruangan yang besar itu, namun hanya tersisa beberapa orang yang
tengah membereskan peralatan.
“Oppa, boleh aku meminta
foto?” Beberapa fans mendekatinya dengan antusias. “Kumohon..”Pinta mereka
lagi.Sunggyu tersenyum dan menyanggupi permintaan fansnya. Tak lupa beberapa
tanda tangan yang tergores rapih di bagian belakang ponsel fans beruntung itu.
“Gomawo Oppa. Kau
baik sekali.”
“Oppa apa yang kau
lakukan disini?”
“Kenapa kau tidak
ikut menonton teater dengan yang lainnya?”
“Mereka sudah pergi
sejak setengah jam yang lalu.” Celetuk salah satu fans.
Celotehan para fans
mengalihkan tatapan Sunggyu. “Mereka sudah pulang??”Ucapnya.Mereka semua
mengangguk.
***
Sunggyu kembali ke
dorm dengan wajah lesu tak bertenaga. Woohyun dan Hoya adalah orang pertama
yang ia lihat saat itu. Dengan laptop didepannya, Woohyun tampak sedang sibuk
menggarap sebuah lagu yang ia ciptakan sendiri. Tak lupa ia berulang kali
mengenakan earphone yang menggantung di lehernya, lalu dilepas, setelah itu dikenakan
lagi. Ia hampir seperti komposer
professional sungguhan.Disampingnya, ada Hoya yang tertidur lelap di atas sofa.
“Hyung, kau sudah pulang.”
Sambut Woohyun.
“Bagaimana hari
ini?” Tanya Sunggyu.
“Fans menanyaimu
terus. Awalnya kami bilang kau akan datang. Namun karena kau tidak muncul, kami
terpaksa berbohong bahwa kau sedang ada pekerjaan lain.”
“Kalian benar, aku
memang ada pekerjaan lain.” Ucap Sunggyu lesu.
“Benarkah?Kau tidak
mengatakan hal ini sebelumnya.Bahkan kau yang mendesak kami untuk datang
bersama ke teater.”Woohyun kini meletakkan earphonenya. Matanya terfokus pada perbincangannya
dengan Sunggyu.
“Aku menjadi MC di
Weekly Idol.Jungyeop Sajangnim yang memintaku.Aku tidak bisa membiarkan agensi
kita dikenai denda karena aku yang melanggar kontrak.Akan kacau jika media
massa mengetahuinya.” Jelas Sunggyu.
“Aku mengerti
posisimu.Aku juga tidak masalah dengan hal itu.Hanya saja, Myungsoo tampak begitu kurang baik sejak
tadi.”
“Pasti dia marah padaku.Aku memahaminya.”Sunggyu
menarik napas panjang.
“Jelaskan saja hal
yang sebenarnya terjadi. Mereka akan memahamimu juga. Aku yakin.”Woohyun
mencoba memberi solusi.
“Aku akan mencoba
menjelaskannya besok.Tampaknya mereka semua sudah tidur karena kelelahan.
Lihatlah Hoya, dia pasti sedang bermimpi tengah menari di stadion sambil
merobek singlet yang ia pakai dihadapan puluhan ribu fans. Kuharap ABS nya
baik-baik saja.”Kata Sunggyu lalu pergi menuju kamarnya.
“Aku lebih
mengkhawatirkan kondisi kakinya yang baru sembuh dari cidera.” Timpa Woohyun.
***
“Kau lihat celana
jeans yang tergantung disini??” Tanya Dongwoo.
“Tidak.Jika yang
tergantung adalah daging sapi panggang, aku pasti melihatnya.” Jawab Hoya.
“Aneh sekali.Aku
sengaja menyiapkan itu dari semalam untuk kupakai hari ini.”Dongwoo berlalu
menuju kamar Sungyeol.
“Hei, apa kau
melihat..uh! Itu milikku!”Seru Dongwoo saat melihat Sungyeol tengah mencoba
memakai celana jeans yang terlihat seperti miliknya.
“Hey! Apa kau
mengintip??”Sungyeol mencoba menutupi bagian bawahnya yang baru setengah jalan
dalam mengenakan jeans.
“Celana itu
milikku.Kenapa kau mengambilnya??”
“Aku hanya
berasumsi jika apa yang kulihat pertama kali di pagi hari adala milikku.”
“Lalu jika kau
melihat setumpuk bra di pagi hari, kau akan mangklaimnya juga?Kembalikan itu
padaku.”Dongwoo mencoba melepaskan celana jeans nya dari kaki Sungyeol.Mereka
berdua berakhir dengan saling tarik-menarik celana.
Ini hanya satu dari
sekian banyak kekonyolan yang Infinite ciptakan di pagi hari.Mulai dari kaos
kaki yang tertukar, tragedi berebut kamar mandi, hingga saling menyalahkan
tentang siapa yang mematikan aliran listrik ditengah member yang sedang
keramas.
***
Mobil Van telah
menunggu namja idol itu di depan dorm. Woohyun, L, Sungjong, Sungyeol dan
Dongwoo telah ada di dalamnya. Tersisa Sunggyu dan Hoya yang tampaknya masih
bersiap.
“Hyung kau sudah
selesai?”Tanya Hoya saat melihat Sunggyu telah mengikat kedua tali sepatunya.
Sedangkan dirinya baru saja akan memulai memakai sepatu.
“Iya. Aku akan ke
mobil duluan, ya. Yang lain sudah menunggu. Kau cepatlah.”Ucap Sunggyu seraya
bersiap untuk melangkah.
“Hyung kau
baik-baik saja?”Tanya Hoya tiba-tiba.Sunggyu mengurungkan langkahnya.
“Iya.Memangnya aku
kenapa?” Tanya Sunggyu.
“Apa kau yakin
tidak ada satupun dari kami yang marah padamu?Aku orang yang pandai dalam
membaca situasi.” Ucap Hoya.
“Kau
mendengarnya?Kupikir kau semalam benar-benar tertidur.”
“Sepulang dari teater
kemarin, Myungsoo terus
menggerutu.Itu membuat yang lainnya merasa tidak nyaman.Aku khawatir akan
terjadi perkelahian antara kita.”
“Setidaknya ada kau
yang tahu persis posisiku. Aku akan menjelaskannya nanti. Ayolah, kita akan
terlambat.”Sunggyu tersenyum dan berlalu.
Sunggyu masuk ke
dalam mobil.Ia mengambil posisi di samping managernya yang akan mengendarai
mobil. “Maaf aku sedikit terlambat.Masih ada Hoya, dia hampir selesai. Baiklah,
akan kemana kita hari ini..”Ucap Sunggyu di tengah keheningan mobil itu.
“Bahkan kau tidak
tahu jadwal kita hari ini?” Celetuk L.
“Hyung, kita akan
ada pemotretan hari ini.” Ucap Sungyeol.
“Ahaa..Mian.Aku
belum sempat mengecek buku catatanku pagi ini.” Sunggyu dengan gaya bicaranya
yang khas.
“Apa kau terlalu
sibuk dengan kegiatanmu hingga kau lupa tidak mengecek jadwal kita?”Ucap L lagi
dengan wajah menghadap ponselnya.Sunggyu menatapnya dari kaca mobil di
hadapannya.
“L sudahlah.Hyung
sudah meminta maaf.” Ujar Dongwoo.
“Begitu??Maka aku juga meminta maaf karena
tidak bisa menemaninya untuk menjadi MC di Weekly Idol kemarin.”Kini L menatap
sinis Sunggyu dari kaca mobil.
“Hey, ada apa
denganmu. Bisakah kita lupakan masalah ini?Ayolah.” Ucap Woohyun. Sesungguhnya
Woohyun telah mengatakan tentang Sunggyu, namun belum sempat menjelaskan, L
telah terlebih dulu mengeluarkan opininya tentang Sunggyu.Woohyun benar-benar
merasa bersalah pada Sunggyu saat itu.
***
Beberapa hari ini
kondisi tampak kurang memungkinkan untuk keluar dari kediaman meski hanya sekedar membeli kopi di supermarket.Musim
dingin yang terasa menusuk tulang membuat semua orang malas untuk melakukan
kegiatan apapun.
Seperti hal nya di
Dorm Infinite, waktu telah menunjukkan pukul 8 pagi namun tak ada satupun yang
bersedia enyah dari tempat tidur.
“Apa aku akan terus
seperti ini hingga musim dingin berakhir?Jika iya, makan aku akan mati.”Gerutu
Sungyeol lalu bangkit dari tempat tidurnya. “Grrr…. Ini sungguh sangat
dingin.”Ia berlari keluar kamar, lalu memanggil semua orang untuk berkumpul di
satu ruangan sambil memakan ramyun agar suasana menjadi sedikit lebih hangat.
“Semua sudah
berkumpul?”Tanya Sungyeol sambil menyodorkan beberapa mangkuk ramyun.Tanpa di
aba-aba, ramyun-ramyun itu telah diserbu oleh semuanya.Hanya tersisa 2 mangkuk dimana pemiliknya tampak
belum hadir ditengah-tengah mereka.
“Dimana L dan
Sunggyu Hyung?”Tanya Sungyeol lagi.
“Sebentar lagi
mereka akan keluar.Akhir-akhir ini perasaanku sangat tidak enak terhadap mereka
berdua.”Ucap Hoya sambil mengaduk ramyunnya.
Tak berapa lama,
ada suara dua pintu yang berbeda terbuka secara bersamaan. Sunggyu dan L yang
kamarnya bersebelahan saling menatap satu sama lain. Tanpa mengucapkan sepatah
katapun, L berjalan melalui Hyung nya.Sunggyu mengikuti dibelakangnya.
“Kalian datang.Ini,
Sungyeol membuatkannya untuk kita.”Dongwoo menawarkan dua ramyun yang tersisa.
Keduanya duduk
dengan posisi yang saling berhadapan.Hanya ada sebuah meja yang memisahkan
mereka berdua.
“Makanlah.Sebelum
ramyun nya membeku.” Ucap Woohyun.
“Sungjong-ah,
makanlah yang pelan.Kau takut akan
ada yang merampasnya darimu?”Ledek Hoya.
“Aku maknae, tidak
bisa menolak jika diantara kalian ingin memintanya dariku.Jadi lebih baik
kuhabiskan dengan cepat.”Jawab Sungjong hingga membuat semuanya tertawa kecuali
L.
“Aku ingin sekali
bermain ski.”Dongwoo membuka sebuah ide.
“Bibirmu akan
membeku.Itu mengerikan.” Sanggah Sunggyu.
“Apa salahnya kita
bermain ski?Bukankah itu menyenangkan saat kita bersama? Atau kau ingin pergi
sendiri ke tempat lain, Sunggyu-ssi.” L mengatakan itu tanpa basa basi.
Sunggyu berhenti
menyeruput kuah ramyunnya.Dia hanya diam saat itu. Begitu juga dengan yang
lain. Hanya woohyun yang sedikit menendang kaki L, tanda bahwa ini bukan saat
yang tepat untuk mengatakan hal-hal yang menyakiti satu sama lain.
Sunggyu melanjutkan
memakan ramyunnya.
“Apakah kami sangat
mengganggumu hingga kau tidak memberitahu tentang jadwal independenmu? Kami
akan mendukungmu sepenuhnya, asal kau tahu itu. Tapi melihat caramu yang
seperti ini, bukankah sangat menyakitkan bagi kami?!!” Ujar L yang kemudian menatap Sunggyu tajam, lalu
beranjak kembali menuju kamarnya.Sunggyu terus melanjutkan makannya.
“Hyung, jangan
dengarkan kata-kata Myungsoo Hyung.Dia
hanya sedang dalam mood yang
jelek.” Sungjong mencoba menenangkan Sunggyu.
Entah kenapa, sejak
tadi Sunggyu hanya tertunduk dengan terus memasukkan ramyun ke mulutnya.Dan
tiba-tiba, air mata luruh dari kedua matanya yang sipit.
“Hyung kau baik
baik saja??” Ujar Sungjong.
“Hyung..” Tambah
Woohyun.
“Hyung!” Panggil
Dongwoo.
Kelima member itu
mendekati Sunggyu.Baru pertama kali mereka melihat Sunggyu seperti ini.Sangat
sulit membuatnya menangis. Bahkan dalam acara TV pun sunggyu tampak sangat
sulit mengeluarkan airmata meskipun sebenarnya ia merasa tersentuh akan sesuatu
yang ia lihat.
Tak ingin membuat
yang lain sedih, Sunggyu bangkit dari posisinya dan pergi menuju kamar L.
“Haruskah kita
menghentikan ini?” Tanya Dongwoo.
“Tidak.Jika kita
ikut campur, semuanya akan menjadi lebih sulit.” Ucap Hoya.
“Hoya benar, biarkan
mereka berdua membicarakan hal ini secara empat mata.” Timpa Woohyun.
Sunggyu masuk ke
kamar L perlahan. Disana tampak sang visual sedang duduk sambil memegang satu
dari sekian banyak kamera yang tertata rapih di kamarnya. Ia menatap Sunggyu
sinis.
“Myungsoo-ya, ada
yang ingin kau bicarakan denganku?”Sunggyu
berdiri di samping L.
“Aku baru saja
ingin menanyakan itu padamu.” Sahut L.
“Hari itu,
sepertinya ada hal yang tidak kau ketahui.”
“Kau benar.Aku
tidak tahu bahwa kau pergi ke acaramu sendiri.” Kecam L
“Kenapa kau seperti
ini? Kau sekarang terlihat seperti L, bukan Myungsoo yang aku kenal.” Ucap
Sunggyu.
“Bukankah aku
selalu bilang bahwa L maupun Myungsoo tetap
orang yang sama selama aku berada dalam tubuh yang sama?” Pandangan L tetap
terfokus pada kameranya.
“Lalu apakah aku
orang yang berbeda saat aku sedang tidak bersama kalian?” Tanya Sunggyu.
“Hyung, tahukah kau bahwa aku kesal saat fans
berkata, ‘Oppa, kau tampan sekali’. Aku sangat ingin seperti kau yang
dimana orang-orang bilang bahwa suaramu bagus sekali.Aku juga ingin seperti
Hoya dan Dongwoo yang banyak dipuji orang karena kemampuan menarinya.Aku sering
berprasangka buruk pada diriku
sendiri apakah aku bisa bersama kalian hanya karena wajahku ini?!” Seru L.
“Kau berpikiran
terlalu jauh.Aku sendiri sangat iri dengan wajahmu.” Lirih Sunggyu.
“Saat aku melihatmu
disorot berkali-kali oleh kamera karena kebodohanmu.Bukankah itu aneh?Seorang
leader yang tidak hapal koreografi.Benar kata mereka bahwa kau terlalu sibuk
dengan projek solo mu.” Kecam L
“Myungsoo, kau
sudah berlebihan.Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Ingatanku sepertinya
juga terkikis seiring bertambahnya usia.”
“Kau yakin?Sering
menjadi center saat di panggung. Memegang stand mic saat kami semua menari
mengelilingimu. Kau sepertinya sedikit melangkahiku sebagai visual yang
seharusnya lebih menonjol daripada kau.” Sinis L.
“Jadi ini yang
mengganjal dipikiranmu selama ini?Kau bisa mengutarakannya padaku sejak awal.
Aku akan mengalah untukmu. Aku tidak ingin menjadi duri untuk orang lain. Saat
kau terus menghindariku bahkan saat didepan kamera, itu sangat menyakitkan.” Pekik
Sunggyu.
“Pergilah.Aku masih
mengantuk.” Usir L.
“Ini, sangat
menyebalkan..”Sunggyu meletakkan telapak tangannya di pundakL.
“Kau benar benar
tidak ingin pergi?!!”L kembali menaikkan nada bicaranya.
“Aku tidak akan
pernah pergi dari sisi kalian.”
“Kau tahu?Yang
menyebalkan itu adalah kau.” Ucap L.
“Apa kau pernah
bertanya pedaku, ‘Hyung, katakanlah.Aku akan mendengarkanmu.’Seperti
itu?” Ujar Sunggyu.
“Bukankah kau
harusnya mengatakannya tanpa aku yang memintamu terlebih dahulu?!!!!!” L
berteriak keras dan..
Prakkk!!!
Ia melemparkan
kamera kesayangannya ke lantai hingga hancur tak berbentuk.
Sunggyu tampak
kaget tak percaya.L pun beranjak pergi meninggalkan Sunggyu sendirian di
kamarnya.
Sunggyu terpaku.
Ini pertama kalinya ia melihat L semarah itu.
“Myungsoo-ya.”
Lirih Sunggyu.L menghentikan langkah kakinya. “Maafkan aku..” Lanjut Sunggyu.
Di posisinya yang membelakangi L, air matanya kembali menetes. Perasaannya
amatlah perih.
”Hyung, kau..menangis?”Batin L.
“Tapi, apa kau bisa
membayangkan ketika seorang Hyung kehilangan keenam adiknya yang tak berada di
sampingnya?Apa tidak terlintas sedikitpun di benakmu ketika aku berlarian
kesana kemari mencari kalian yang ternyata telah pulang tanpa diriku? Apakah
kau tau apa yang aku pikirkan saat tersenyum di hadapan kamera?? Kalian.!!!!”
Sunggyu berteriak begitu kencang hingga seluruh tubuhnya bergetar luar biasa.
“Hyung, aku..”Mata
L memerah.
“Maafkan aku.Maafkan
aku.Aku sungguh minta maaf.” Lirih Gyu. Ia berbalik lalu pergi meninggalkan L
dalam diamnya.
***
Mobil Sunggyu
terparkir di depan sebuah kedai di dekat dorm.Waktu telah larut saat itu, karena itulah hanya ada
beberapa pelanggan yang ada di kedai itu.Namun popularitas Infinite yang telah
mendunia tidak bisa membuat Sunggyu lepas dari pandangan setiap orang di
sekelilingnya.
“Hey, bukankah dia
Sunggyu Infinite?”
“Kau benar.Apa dia
sendirian?”
“Sepertinya
begitu.”
“Eomeoni, berikan
aku bibimbab ukuran besar dan segelas teh hangat.”Sunggyu memesan lalu memilih
tempat duduk paling ujung.Tak menunggu lama, wanita paruh baya datang dengan
membawa pesanannya.
“Makanlah yang
banyak.Panggil saja aku jika kau membutuhkan sesuatu.”Ujar wanita itu.
“Benarkah?Apapun?”
Tanya Sunggyu.
“Iya. Asalkan kau tidak merampas putriku. Dia masih SMA.”
“Bukan itu.Aku hanya ingin ada orang yang percaya
padaku.”Sunggyu menunduk.
“Baiklah, aku percaya padamu.”Celetuk wanita itu
lagi.
“Sungguh?Kau
percaya padaku?”Sunggyu antusias.
“Kau adalah satu
diantara 7 namja tampan itu kan? Itu, poster kalian ada di pusat perbelanjaan
di sebrang jalan.Kau yang di tengah itu, kan?” Sang Eomoni menunjuk ke arah
yang ia deskripsikan. Mata Sunggyu mengitu kemana arah jari itu.
“Benar.Itu
aku.Sejak kapan poster itu ada disana?”Sunggyu sedikit berpikir.
“Wah.Maka aku
percaya bahwa kau akan membayar makananmu.”
“Apa?”
“Huh, akhir-akhir
ini banyak pemuda seusiamu pergi begitu saja tanpa membayar.Aku lega
sekali.”Wanita pemilik kedai itu membuat Sunggyu kembali tak bersemangat.
“Eomeoni.Lalu apa kau punya Soju?” Tanya
Sunggyu.
***
Hoya mengendarai
mobilnya perlahan sambil kedua matanya memperhatikan sisi jalan dengan seksama.
“Kemana perginya
Sunggyu Hyung?”Ucapnya. “O! Bukankah itu mobilnya?”Ia memperjelas pandangannya
pada sebuah mobil hitam di antara lampu jalan.
“Benar itu
mobilnya.Sedang apa dia disini?”Ia memarkirkan mobilnya di samping mobil
Sunggyu dan masuk ke dalam kedai itu.Disana, beberapa orang tengah berkumpul di
sudut ruangan.Hoya langsung mendekati kerumunan itu.
“Hey nak,
bangunlah. Bukankah kau bilang akan membayar? Aku akan segera menutup
kedaiku.”Seorang Eomeoni berusaha
membangunkan Sunggyu yang tengah mabuk berat.Beberapa orang terus menggunakan
ponselnya untuk merekam kondisi Sunggyu.
“Eomeoni, berikan aku sebotol soju
lagi.”Ucap Sunggyu sambil tersenyum.
“Omo..kau
benar-benar pandai minum. Apa seorang gadis telah mencampakanmu? Cepat sadarlah
dan beri aku uangnya.” Ujar sang Eomoni.
Melihat hal itu,
Hoya cepat-cepat menyuruh semuanya untuk menghentikan aktifitas merekam
mereka.“Kumohon matikan kameranya.”
“Kau
temannya?”Tanya Eomeoni itu.
“Iya, Eomeoni.” Hoya mengeluarkan beberapa
lembar uang lalu memberikannya pada wanita itu.
“Cepat bawa dia
pulang.Semua orang memperhatikannya.”
“Terima kasih, Eomeoni.Hyung, ayo kita pulang.”Hoya
merangkul Sunggyu perlahan lalu pergi meninggalkan tempat itu.
“Hey, apa kedaiku
tampak seperti lokasi shooting sekarang? Matikan kamera ponsel kalian!”Seru Eomeoni pemilik kedai itu.
Di depan kedai, beberapa
orang yang melintas tampak memperhatikan Hoya dan Sunggyu. Ada juga yang sengaja berhenti dan diam-diam
merekam kedua namja itu.
“Hyung bisakah kau
berjalan yang benar?Aku kesulitan.” Ucap Hoya. Memang, posturnya yang sedikit
kurang tinggi membuatnya kewalahan.
Sunggyu membuka
matanya dan menatap Hoya.“Siapa kau?”Ucapnya.
“Anggap saja aku
Ibumu.Kau puas?”
“Eomma, kapan kau
memotong pendek rambutmu?”Ucap Sunggyu makin ngelantur.
“Hyung sadarlah.Kau
bahkan tetap menyebalkan saat sedang mabuk.”
“Eomma, kau
memanggilku Hyung? Aneh sekali. Trend baru, ya?”Sunggyu
tersenyum lebar.
“Terserah apa
katamu.Ayo kitapulang.Perhatikan langkahmu baik-baik.”
Tiba-tiba sesuatu
terdengar dari perut Sunggyu.“Ada apa ini.Seperti ada yang mengaduk isi
perutku.”
“Hyung kau
baik-baik saja?” Tanya Hoya. Iya melihat ekspresi Sunggyu yang membuatnya panik.“Hyung
kumohon. Jangan mengeluarkannya disini..”Belum sempat Hoya menyelesaikan
kalimatnya, Sunggyu telah mengeluarkan isi perutnya tepat mengotori bajunya dan
baju Hoya.
“Apa aku muntah?”
Tanya Sunggyu.
“Astaga bau
ini..”Hoya memasang muka jijik.
“O! Hoya-ssi, sejak
kapan kau disini?? Eomma, dimana dia?”Sunggyu
mengernyitkan keningnya.
“Hyung berhentilah
melakukan ini padaku. Ya Tuhan..”Hoya mengacuhkan ocehan Sunggyu saat itu. Yang
ia ingin adalah cepat-cepat memasukkan Sunggyu ke dalam mobil agar
penderitaannya cepat selesai.
Setelah masuk ke
dalam mobil, Hoya buru buru membuka bajunya dan sang Hyung yang kotor, lalu
menggantinya dengan pakaian cadangan yang ia punya di jok belakang mobil.
Setelah itu iya memakaikan seat belt pada Sunggyu dan segera pergi dari tempat itu.
***
Masih pagi-pagi
buta saat Woohyun terbangun dari tidurnya.Memang, dia adalah orang yang paling
sering bangun lebih awal dibanding dengan yang lainnya. Seperti biasa ia
mengecek semua kamar Dongsaengnya.
“Dimana Hoya-ssi?
Apakah dia sudah bangun terlebih dulu?Tumben sekali.”Ucapnya saat mendapati
kamar Hoya yang kosong.
Kini ia berjalan
menuju kamar Sunggyu. “Hyung, bangunlah.Kita akan berlatih koreografi hari
ini.”Seru sunggyu sambil membuka pintu kamar. Namun, betapa terkejutnya Woohyun
saat mendapati Hoya juga tengah tertidur pulas di atas ranjang yang sama
bersama Sunggyu.
“Hey kalian berdua,
apa yang kalian lakukan? Hoya-ssi, kenapa kau ada disini??”Woohyun mencoba
membangunkan keduanya.Perlahan mereka bangun dan tiba-tiba berteriak secara
bersamaan.
“Apa yang kau
lakukan dikamarku?!” Seru Sunggyu.
“Kau tidak ingat
apa yang terjadi semalam?” Tanya Hoya.
“Terjadi?Semalam?”
Tanya Woohyun.
“Bukan, bukan
seperti apa yang kau pikirkan. Semalam Sunggyu Hyung..”Belum selesai Hoya
menjelaskan, Woohyun menimpali kalimatnya.
“Sudahlah, cepat
mandi dan sarapan. Hyung, kamarmu bau sekali..”Woohyun menutup kedua lubang
hidungnya.
“Baiklah..” Ujar
Hoya.
Disana, Sunggyu
masih tampak bingung dengan kondisinya.
“Apa yang kita
lakukan semalam?”Tanyanya.
“Apa maksudmu
melakukan apa? Aku tidak melakukan hal aneh apapun padamu.” Jelas Hoya.
“Lalu kenapa kau
ada di kamarku?”
“Kau amnesia atau
apa? Kau mabuk berat semalam.Untung saja aku cepat menemukanmu dan membawamu
pergi.Karena kelelahan merangkulmu, aku tertidur di kamarmu.”
“Benarkah?Kapan aku
melakukannya?”
“Hhhh..Sudahlah.Ayo
cepat bangun.”Hoya beranjak.
“Hey, apa menurutmu
Woohyun tidak akan curiga?”
“Hentikan
imajinasimu dan bergegaslah.”Ucap Hoya dan berlalu dari ruangan itu.
***
Mobil Van Infinite
berhenti di depan Gedung Woolim Entertainment. Mereka sempat dikejutkan dengan
banyaknya reporter dan cameramen di depan gedung itu.
“Ada apa
ini?Mengapa ramai sekali?” Tanya Sungyeol.
“Apa agensi kita
sudah mengumumkan tentang debutnya para trainee?” Ucap Sungjong.
“Jungyeop Sajangnim
belum memberi kabar pada kita.Jadi kurasa tidak mungkin.” Ujar Sunggyu.
“Sudahlah, ayo kita
turun.”Woohyun membuka pintu van.Lalu diikuti oleh yang lainnya.
Serempak, para
pekerja media itu menyerbu mereka semua.
“Sunggyu-ssi dan
Hoya-ssi, apakah rumor itu benar?”
“Bisakah kalian
menjelaskannya pada khalayak?”
“Apakah member lain
tahu tentang hal ini?”
Pertanyaan itu
terlontar begitu saja hingga membuat semua member termasuk Sunggyu dan Hoya
bingung.
“Apa yang mereka
bicarakan??”Tanya L saat mereka semua berhasil masuk dalam gedung.
“Entahlah, aku
hampir sesak napas karenanya.” Ujar Dongwoo.
“Mengapa mereka
terus menyebutkan nama kalian berdua?Apa terjadi sesuatu?”Tanya Woohyun menatap
Hoya dan Sunggyu.
“Aku sendiripun
bingung.” Jawab Hoya.
“Aku juga.” Singkat
Sunggyu.
“Hoya dan
Sunggyu-ssi, Direktur memanggil kalian untuk segera menemuinya di
ruangannya.”Ucap seorang resepsionis.Keduanya segera pergi menuju ruangan
Jungyeop Sajangnim.
Kini Dongwoo,
Woohyun, Sungyeol, L, dan Sungjong tengah berada di ruang meeting.
“Sebenarnya apa
yang terjadi?” Tanya Sungyeol.
“Jika aku tau, aku
tidak akan diam saja disini.” Ujar L.
“Hyung, disampingmu
ada remot.Coba nyalakan TV nya.Sungjong meminta tolong pada Dongwoo.Kini TV pun
telah menyala.
Kelima namja itu
mengernyitkan alis, bahkan Sungjong dan L dibuat melongo dengan apa yang
dilihatnya di layar TV.
Dongwoo mencoba
mengganti channel, namun hasilnya sama saja, Hampir semua media memberitakan
hal yang sama.
“Apa-apaan ini??!!” Ucap Sungjong
“Tidak mungkin!” Seru
Woohyun.
“Siapa yang membuat
berita sampah seperti ini?” Timpal L.
“Apa mereka ingin
mati?!!” Seru Dongwoo.
Apa sebenarnya yang
terjadi? Apa yang membuat semua orang begitu riuh hari itu? Temukan Jawabannya
di Chapter selanjutnya,
Masih penasran.. apa tdk ada kelanjutanx ini ???
BalasHapusMasih penasran.. apa tdk ada kelanjutanx ini ???
BalasHapus